10 Mac 2011

Mengenal Jin

Penciptaan Jin
Jin diciptakan oleh Allah lebih dahulu dari manusia, dengan bahan penciptaan yang berbeda dari manusia. Manusia diciptakan dari tanah, sedangkan jin dari api. Firman Allah: “Dan  sesungguhnya Kami  telah menciptakan manusia  dari tanah liat kering  dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan  Kami telah  menciptakan jin sebelum itu  dari api yang sangat panas.” (Q.S.15:26-27)

Jin Muslim dan Jin Kafir
Jin dan manusia adalah makhluk Allah yang memiliki tugas yang sama untuk menyembah Allah. Firman Allah: “Tidaklah ku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (Q.S.51:56)


Ada jin yang taat terhadap perintah tersebut, dan mereka adalah jin Muslim. Namun tidak sedikit juga jin yang ingkar kepada Allah dan menjadi kaki-tangan Iblis untuk menyesatkan manusia.

Tentang jin Muslim, umpamanya Firman Allah: “Katakanlah: "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin, lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang mena'jubkan, memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,…” (Q.S.72:1-2)

Tentang jin kafir Allah berfirman: “Dan hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya: "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami".  Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.6:128)

Setan
Diantara jin ada yang menjadi setan, yaitu jin-jin kafir yang berupaya menjerumuskan manusia dengan tipu dayanya agar tidak beriman kepada Nabi
“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”. (Q.S.6:112)

Penampakan
Penciptaan jin dan manusia berbeda, demikian pula alam mereka. Manusia tidak bisa melihat jin (dalam penampakan aslinya) namun jin bisa melihat manusia. Allah berfirman: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”. (Q.S.7:27)

Namun jin bisa menyerupai wujud makhluk tertentu, seperti ular, bahkan sesosok manusia. Dalam wujud penampakannya ini, manusia bisa melihatnya dan bisa saling mencelakai.

Dari Abu As Sa`ib Bahwasanya ia berkata; aku mendatangi Abu Sa'id Al Khudri, ketika aku sedang duduk di sampingnya aku mendengar gerakan di bawah ranjangnya hingga akupun melihatnya, dan ternyata itu adalah seekor ular. Kemudian aku berdiri, namun Abu Sa'id berkata; "Ada apa denganmu?" Aku menjawab; "Ada ular di sini, " ia berkata; "kalau ada ular mau apa?" aku menjawab; "membunuhnya, " ia kemudian menunjuk ke sebuah rumah yang ada di depan rumahnya, kemudian ia berkata; "anak pamanku tinggal di rumah tersebut, ketika terjadi perang Ahzab ia meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menemui istrinya, dan dia seorang pengantin baru, beliau pun mengizinkannya dan memerintahkan kepadanya agar membawa senjata yang ia bawa. Dia pun pulang ke rumahnya dan mendapati istrinya sedang berada di depan pintu rumahnya, ia mengacungkan tombaknya kepada istrinya, maka istrinya pun berkata; "Jangan terburu-buru (menuduh) sampai kamu tahu apa yang menyebabkan aku keluar rumah." ia pun masuk ke dalam rumah dan mendapati seekor ular yang siap menerkam, lalu ia pun menikamnya dengan tombak, kemudian setelah ia lari keluar dengan kondisi tertombak." Abu Sa'id berkata; "Aku tidak tahu mana dari keduanya yang mati lebih dulu (laki-laki tersebut atau ular)." Lalu kaumnya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Berdoalah kepada Allah, agar Allah mengembalikan saudara kami, " beliau bersabda: "Mintakanlah ampun untuk saudara kalian", beliau ulangi hingga dua kali. Kemudian setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya ada sekelompok dari bangsa jin masuk Islam, jika salah seorang dari kalian mendapatkan salah satu dari mereka peringatkanlah hingga tiga kali, kemudian jika setelah itu menampakkan lagi kepada kalian maka bunuh, bunuh, yaitu setelah yang ketiga kalinya." (Muslim/10942)

Mereka bisa menyerupai siapa saja, kecuali Rasulullah.
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa bermimpi melihatku dalam tidurnya, maka sesungguhnya dia benar-benar melihatku; karena setan itu tidak dapat menyerupai bentukku." (Muslim/4206)

Berinteraksi Dengan Jin
Walaupun manusia tidak dapat melihat wujud jin secara langsung serta tak dapat masuk ke alam mereka, namun antara jin dan manusia dapat terjadi interaksi, mereka dapat saling “memberi manfaat”.

Apakah “manfaat” yang diperoleh oleh manuisa dari jin?

Manusia bisa minta bantuan jin untuk melakukan beberapa hal yang mereka perlukan. “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan  kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (Q.S.72:6)

Adapun “keuntungan” yang diambil oleh jin tersebut adalah sebuah kerugian yang besar bagi manusia, karena dengan itu mereka telah menukar aqidahnya dengan pertolongan jin, dan itulah kesenangan terbesar bagi setan tersebut.

Di dalam neraka, mereka yang minta pertolongan jin berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". (Q.S.6:128)

Maksudnya, syaitan telah berhasil memperdayakan manusia sampai manusia mengikuti perintah-perintah dan petunjuk-petunjuknya, dan manusiapun telah mendapat hasil kelezatan-kelezatan duniawi karena mengikuti bujukan-bujukan syaitan itu.

Diantara bentuk pertolongan yang biasa diajukan manusia kepada jin seperti turut mengetahui sedikit obrolan langit, berbagai bentuk sihir, ilmu kebal, dan lain-lain.

Mungkin kelihatannya sepele permintaan yang diajukan oleh jin, sekedar bunga-bungaan, membaca beberapa “wirid” dan bahkan kadang dicampur adukkan dengan potongan-potongan bacaan-bacaan Al-Qur`an dan kadang disertai ritual tertentu semisal puasa pati geni atau puasa mutih dan berbagai macamnya, namun itulah cara jin menyesatkan manusia, secara mereka sadari atau tidak.

Mereka yang secara sadar meminta bantuan jin, merekalah paranormal atau para dukun. Mereka yang tidak sadar telah mengikuti petunjuk jin menyangka bahwa hal tersebut adalah karomah dari Allah, padahal jelas bahwa karomah Allah adalah anugerah Allah dengan mentaati aturannya, bukan dengan membuat-buat tata cara ibadah sendiri semisal puasa mutih dan berbagai ritual lainnya. Biasanya diiringi dengan dalih olah bathin, latihan spiritual, berdalih dengan cerita Sunan Kalijogo yang tak jelas sumbernya, dan berbagai macam dalih lainnya.

Memelihara Jin
Mungkin sering kita dengan bahwa seorang kiyai mempunyai piaraan sekian ribu jin. Mungkinkah itu benar dan dibenarkan?

Dari Q.S.72:6 sebenarnya sudah cukup jelas bahwa “memelihara” jin bukan hal yang dibenarkan. Seandainya sang “kiyai” itu benar memelihara jin, maka tentulah itu sudah merupakah perbuatan yang di luar syari’at, terlepas apapun titelnya di tengah masyarakat.

Mungkin ada yang berdalih bahwa yang dipelihara itu adalah jin Muslim, padahal darimana dia tahu hal tersebut? Apakah hanya karena syarat yang diajukan oleh si jin terlihat seolah sesuai jalur agama karena diiringi potongan-potongan bacaan Al-Qur`an? Sedikit atau banyak syarat yang diajukan, yang jelas TIDAK ADA YANG GRATIS untuk sebuah pertolongan jin, bahkan sekedar sehelai rambut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya jin ifrit telah meloncatiku semalam -atau beliau bersabda dengan kalimat yang serupa- untuk memutuskan shalatku maka Allah memberi kekuatan kepadaku darinya, dan sungguh aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, lalu pada pagi harinya kalian semua bisa melihatnya." Beliau bersabda lagi: "namun aku teringat akan doa saudaraku Sulaiman; 'Tuhanku anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.' Rauh berkata; "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun melepaskannya dalam keadaan hina." (Bukhari/4434)

Hadits ini juga menjadi bukti, bahwa tidak ada seorangpun jua yang bisa memelihara jin, baik sebagai budak peliharaan maupun penolong gratisan.

Khodam Jin dan Malaikat
Yang dimaksud khodam dalam uraian ini adalah penjaga yang didatangkan dari dunia ghaib untuk manusia. Khodam ini ada dua, dari malaikat dan dari jin.

Bagi pengembara-pengembara di jalan Allah, kalau pengembaraan yang dilakukan benar dan pas jalannya,
maka mereka akan mendapatkan khodam-khodam malaikat. Seandainya orang yang mempunyai khodam Malaikat itu disebut wali, maka mereka adalah waliyuLLah. Adapun pengembara yang pas dengan jalan yang kedua, yaitu jalan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapatkan khodam Jin. Khodam jin itu setan maka pengembara itu dinamakan walinya setan. Jadi Wali itu ada dua (1) Auliyaaur-Rohmaan (Wali-walinya Allah), dan (2) Auliyaausy-Syayaathiin (Walinya setan). Allah menegaskan dengan firman-Nya:
 “Dan orang-orang yang tidak percaya, wali-walinya adalah setan yang mengeluarkan dari Nur kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS.al-Baqoroh.2/257)

Dan juga firman-Nya:

“Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan sebagai wali-wali bagi orang yang tidak percaya “. (QS. Al-A’raaf; 7/27)

1. Khodam Malaikat
Khodam Malaikat adalah berupa sistem penjagaan dan perlindungan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebagai buah ibadah yang mereka lakukan. Sistem perlindungan tersebut dibangun oleh rahasia urusan Allah subhanaHu wa ta'ala yang disebut “walayah”, dengan itu supaya fitrah orang beriman tersebut tetap terjaga dalam kondisi sebaik-baik ciptaan. Allah menyatakan keberadaan khodam-khodam tersebut dengan firman-Nya:
“Bagi manusia ada penjaga-penjaga yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya, menjaga manusia dari apa yang sudah ditetapkan Allah baginya. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubahnya sendiri”. (QS. ar-Ra’d; 13/11)

Lebih jelas dan detail adalah sabda Baginda Nabi shallaLLahu 'alaihi wasallam dalam sebuah hadits shahihnya:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ رواه البخاري و مسلم *

“Hadits Abi Hurairah radliyaLLahu 'anhu berkata: Rasulullah shallaLLahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba, memanggil malaikat Jibril dan berfirman : “Sungguh Aku mencintai seseorang ini maka cintailah ia”. Nabi shallaLLahu 'alaihi wasallam bersabda: “Maka Jibril mencintainya”. Kemudian malaikat Jibril memanggil-manggil di langit dan mengatakan: “Sungguh Allah telah mencintai seseorang ini maka cintailah ia, maka penduduk langit mencintai kepadanya. Kemudian baginda Nabi bersabda: “Maka kemudian seseorang tadi ditempatkan di bumi di dalam kedudukan dapat diterima oleh orang banyak”. (HR Bukhori dan Muslim )

Dan juga sabdanya:

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

“Hadits Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Mengikuti bersama kalian, malaikat penjaga malam dan malaikat penjaga siang dan mereka berkumpul di waktu shalat fajar dan shalat ashar kemudian mereka yang bermalam dengan kalian naik (ke langit), Rabbnya bertanya kepada mereka padahal sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaan mereka: di dalam keadaan apa hambaku engkau tinggalkan?, mereka menjawab: mereka kami tinggalkan sedang dalam keadaan shalat dan mereka kami datangi sedang dalam keadaan shalat”. (HR Buhori dan Muslim)

Setiap yang mencintai pasti menyayangi. Sang Pecinta, diminta ataupun tidak pasti akan menjaga dan melindungi orang yang disayangi. Manusia, walaupun tanpa susah-susah mencari khodam, ternyata sudah mempunyai khodam-khodam, bahkan sejak dilahirkan ibunya. Khodam-khodam itu ada yang golongan malaikat dan ada yang golongan Jin. Diantara mereka bernama malaikat Hafadhoh (penjaga), yang dijadikan tentara-tentara yang tidak dapat dilihat manusia. Konon menurut sebuah riwayat jumlah mereka 180 malaikat. Mereka menjaga manusia secara bergiliran di waktu ashar dan subuh, hal itu bertujuan untuk menjaga apa yang sudah ditetapkan Allah bagi manusia yang dijaganya.

Itulah sistem penjagaan yang diberikan Allah kepada manusia yang sejatinya akan diberikan seumur hidup, yaitu selama fitrah manusia belum berubah. Namun karena fitrah itu terlebih dahulu dirubah sendiri oleh manusia, hingga tercemar oleh kehendak hawa nafsu dan kekeruhan akal pikiran, akibat dari itu, matahati yang semula cemerlang menjadi tertutup oleh hijab dosa-dosa dan hijab-hijab karakter tidak terpuji, sehingga sistem penjagaan itu menjadi

2. Khodam Jin
“Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan sebagai wali-wali bagi orang yang tidak percaya“. (QS. Al-A’raaf; 7/27)

Seorang pengembara di jalan Allah, baik dengan dzikir maupun wirid, mujahadah maupun riyadlah, kadang-kadang dengan melaksanakan wirid-wirid khusus di tempat yang khusus pula, perbuatan itu mereka lakukan sekaligus dengan tujuan untuk berburu khodam-khodam yang diingini. Khodam-khodam tersebut dicari dari rahasia ayat-ayat yang dibaca. Semisal mereka membaca ayat kursi sebanyak seratus ribu dalam sehari semalam, dengan ritual tersebut mereka berharap mendapat­kan khodamnya ayat kursi.

Sebagai pemburu khodam, mereka juga kadang-kadang mendatangi tempat-tempat yang terpencil, di kuburan-kuburan yang dikeramatkan, di dalam gua di tengah hutan belantara. Mereka mengira khodam itu bisa diburu di tempat-tempat seperti itu. Kalau dengan itu ternyata mereka mendapatkan khodam yang diingini, maka boleh jadi mereka justru terkena tipudaya setan Jin. Artinya, bukan Jin dan bukan Malaikat yang telah menjadi khodam mereka, akan tetapi sebaliknya, tanpa disadari sesungguhnya mereka sendiri yang menjadi khodam Jin yang sudah didapatkan itu. Akibat dari itu, bukan manusia yang dilayani Jin, tapi merekalah yang akan menjadi pelayan Jin dengan selalu setia memberikan sesaji kepadanya.

Sesaji-sesaji itu diberikan sesuai yang dikehendaki oleh khodam Jin tersebut. Memberi makan kepadanya, dengan kembang telon atau membakar kemenyan serta apa saja sesuai yang diminta oleh khodam- khodam tersebut, bahkan dengan melarungkan sesajen di tengah laut dan memberikan tumbal. Mengapa hal tersebut harus dilakukan, karena apabila itu tidak dilaksanakan, maka khodam Jin itu akan pergi dan tidak mau membantunya lagi. Apabila perbuatan seperti itu dilakukan, berarti saat itu manusia telah berbuat syirik kepada Allah. Kita berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

(Bagian"Khodam Jin dan Malaikat" ini  disadur dari koment Mpok@Lis Bam Bam dengan beberapa editan dari saya sekedar agar lebih sistematis. lihat koment aslinya di:  http://www.facebook.com/lisbambam/posts/203364113009002 )


Wallahu a’lam


Share/Save/Bookmark

0 Comments: