20 Februari 2010

JANGAN MENCURI


Apakah zaman sudah gila?
Maling berkeliaran di mana-mana
Korupsi merajalela.
Dan kita hanya bisa mencacinya…

Namun sadarkah kita? Bahwa ternyata kita juga sama saja
Sama-sama pencuri!
Namun begitu malu mengakui diri
Hingga limpahkan semua kesalahan pada mereka
Dan lupa pada diri sendiri

Bukankah mengambil hak orang lain itu namanya mencuri?
Tidakkah mengambil yang bukan milik kita itu namanya mencuri?
Apakahkah mengambil apa-apa yang tidak boleh diambil
itu namanya bukan mencuri?

Kita mengambil apa yang menjadi hak saudara kita sendiri
Dan lebih bodoh lagi…
Kita “mencuri” dari Allah Sang Maha Pemberi!
Padahal kita tinggal berusaha dan meminta pada-Nya
Sebagaimana janji-Nya:
“Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Ku beri” (1)

Engkau bertanya: bagaimana bisa aku mencuri dari-Nya?
Maka marilah kita renungkan bersama:

Bukankah Allah yang Menciptakan segala-Nya?
Bukankah Ia pemilik dunia se-isinya?
Bahkan diri kita dan segala yang kita miliki, hanyalah amanah dari-Nya
Agar kita pergunakan sebaik-baiknya
Untuk SEMATA beribadah kepada-Nya
Dia Berfirman dalam kitab-Nya yang Mulia:
“Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia
kecuali agar hanya pada-Ku mereka menghamba” (2)

Namun sudahkah segala nikmat-Nya
Engkau persembahkan untuk pengabdianmu pada-Nya semata?
Jika tidak, bukankah itu korupsi namanya?

Dia memintamu menundukkan mata
Dari keindahan dan kemolekan tubuh wanita
Serta menjaga kemaluanmu dari nistanya zina (3)

Namun, sudahkah engkau penuhi pinta-Nya?
Bukankah kau tahu bahwa kecantikannya adalah hak suaminya?
Lalu kenapa kau curi hak itu? Seolah kau juga punya hak yang sama…
Bukankah itu pencuri namanya?

Jika engkau pun menginginkannya juga
Allah telah siap memberikannya
Dengan cara yang halal lagi bijaksana
Yaitu dengan menikahi wanita mana saja yang engkau cinta

Namun bila engkau memaksa mengambilnya
Menikmati indah kecantikannya, merdu senda guraunya
Kau sentuh hangat kulitnya, lembut rambutnya…
Sementara dia belumlah diserahkan Allah untuk jadi milikmu
Bukankah itu mencuri namanya?

Allah telah melarang lelaki memakai sutra
Tidak mengijinkan kita minum dan makan
Dengan emas dan perak milik-Nya sebagai wadahnya (4)
Karena memang belum saatnya kita diijinkan menggenakan sutra
Dan belum saatnya kita diperkenankan menjadikan emas-perak sebagai bejana
Bila kita tetap melanggarnya,
Maka bukankah berarti kita mencuri namanya?

Berhentilah mencuri dari-Nya!
Tidakkah kita hamba yang tahu berterima kasih?
Telah begitu banyak kita diberinya
Masa iya masih mau mencuri juga?!
Dia telah berfirman mengingatkan kita:
“Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku.” (5)

-------------------------------------------------------

Referensi / Fotenote:


1. Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (Q.S. Al-Mu`min: 60)
2. Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)
3. Allah berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.S. An-Nur: 30
4. Rasulullah bersabda:
لاَ تَلْبَسُوا الْحَرِيرَ وَلاَ الدِّيبَاجَ وَلاَ تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلاَ تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الآخِرَةِ
Janganlah kalian memakai sutra, pakaian yang terbuat dari sutra, dan janganlah kalian minum dalam gelas emas atau perak, dan janganlah kalian makan dalam piringnya, karena sesungguhnya semua itu untuk mereka (orang kafir) di dunia, sedangkan untuk kita nanti di akhirat (H.R. Bukhari, Muslim, dll)
5. Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al-Baqarah: 152)


Share/Save/Bookmark

0 Comments: