1. Minta ijin dan memberi salam
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٢٧)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (Q.S. 24:27)
2. Batas meminta ijin
عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ قَالَ جَاءَ أَبُو مُوسَى إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ هَذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قَيْسٍ فَلَمْ يَأْذَنْ لَهُ فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ هَذَا أَبُو مُوسَى السَّلامُ عَلَيْكُمْ هَذَا الأَشْعَرِيُّ ثُمَّ انْصَرَفَ فَقَالَ رُدُّوا عَلَيَّ رُدُّوا عَلَيَّ فَجَاءَ فَقَالَ يَا أَبَا مُوسَى مَا رَدَّكَ كُنَّا فِي شُغْلٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الاسْتِئْذَانُ ثَلاثٌ فَإِنْ أُذِنَ لَكَ وَإِلا فَارْجِعْ
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia berkata: Abu Musa datang ke (rumah) Umar bin Khattab dan berkata: Assalamu ‘alaikum, ini Abdullah bin Qais. Namun dia belum juga diijinkan masuk (tidak ada sahutan dari dalam rumah). Ia berkata lagi: Assalamu ‘alaikum, ini Abu Musa... Assalamu ‘alaikum, ini Al-Asy’ari. Kemudian dia kembali. Umar berkata: Kembalilah... kembali, kemudia ia datang. Umar berkata: Wahai Abu Musa, kenapa kamu kembali? Kami sedang sibuk (didalam rumah, sehingga tidak sempat menyahut salam dan membukakan pintu). Abu Musa berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “Meminta ijin itu batasnya tiga kali, jika diijinkan maka kamu boleh (bertamu) namun jika tidak maka kembalilah”. (H.R. Muslim)
3. Menyebut nama jika bertamu
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي فَدَقَقْتُ الْبَابَ فَقَالَ مَنْ ذَا فَقُلْتُ أَنَا فَقَالَ أَنَا أَنَا كَأَنَّهُ كَرِهَهَا
Dari Muhammad bin Al-Munkadir, ia berkata: Aku mendengar Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Aku datang ke (rumah) Nabi SAW untuk urusan hutang ayahku. Aku mengetuk pintu, maka beliau berkata: siapa? Aku menyahut: saya. Lalu beliau bergumam: saya.. saya, seolah beliau tidak menyukainya. (H.R. Bukhari)
4. Memuliakan Tamu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “... dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hendaklah ia memuliakan tamunya” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Batas Bertamu dan Kewajiban memuliakan tamu
عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْكَعْبِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الضِّيَافَةُ ثَلاثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَمَا أُنْفِقَ عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ وَلا يَحِلُّ لَهُ أَنْ يَثْوِيَ عِنْدَهُ حَتَّى يُحْرِجَهُ
Dari Abu Suraih al-Ka’bi, adalah Rasulullah SAW. Bersabda: “Bertamu itu (batasnya) tiga hari, dan (jatah kewajiban) mengistimewakannya (menjamunya dan memuliakannya) selama satu hari satu malam. Jika tuan rumah ingin melebihkan dari itu maka baginya itu adalah sedekah, dan tidak boleh bagi tamu berlama-lama dalam bertamu hingga menyempitkan tuan rumah”. (Bukhari, Muslim, dll)
6. Diantara bentuk memuliakan tamu adalah jamuan makan
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (٢٥) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (٢٦) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلا تَأْكُلُونَ (٢٧) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلامٍ عَلِيمٍ (٢٨)
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk, lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (Ad-Dzariyaat: 25-28)
7. Hanya tuan rumah yang boleh mempersilahkan
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ كَانَ رَجُلٌ مِنْ الأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ أَبُو شُعَيْبٍ وَكَانَ لَهُ غُلامٌ لَحَّامٌ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَرَفَ فِي وَجْهِهِ الْجُوعَ فَقَالَ لِغُلامِهِ وَيْحَكَ اصْنَعْ لَنَا طَعَامًا لِخَمْسَةِ نَفَرٍ فَإِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَدْعُوَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ قَالَ فَصَنَعَ ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَاهُ خَامِسَ خَمْسَةٍ وَاتَّبَعَهُمْ رَجُلٌ فَلَمَّا بَلَغَ الْبَابَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا اتَّبَعَنَا فَإِنْ شِئْتَ أَنْ تَأْذَنَ لَهُ وَإِنْ شِئْتَ رَجَعَ قَالَ لا بَلْ آذَنُ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Dari Abi Mas’ud Al-Anshari, ia berkata: Adalah seorang dari kaum Anshar yang dikenal dengan panggilan Abu Syu’aib memiliki seorang budak. Ia melihat Rasulullah SAW. dan mengetahui dari raut wajah beliau bahwa beliau sedang lapar, maka ia berkata pada budaknya: Buatkan makanan buat kami (yang cukup) untuk lima orang, karena aku ingin mengundang Nabi SAW. sebagai orang kelima dari lima orang (yang ingin ku ajak makan-makan). Berkata Abu Mas’ud: Kemudian dibuatkanlah (makanan) kemudian Nabi SAW. datang (sebagai salah seorang tamu undangan) dari lima orang yang diundang, dan ada satu orang yang mengikuti mereka. Ketika sampai di ambang pintu, beliau berkata (pada tuan rumah pengundang): Orang ini mengikuti kami, jika kamu mau kamu bisa mengijinkannya (bergabung) dan jika kamu mau dia akan kembali. Abu Syu’aib berkata: tidak, bahkan aku mengijinkannya wahai Rasulullah. (H.R. Muslim)
8. Bertamu untuk mendapat informasi tentang tuan rumah
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ ... قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا لإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ فَجَاءَ فَسَلَّمَ فَقَالَ أَيْنَ إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ يَصِيدُ قَالَ قُولِي لَهُ إِذَا جَاءَ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ قَالَ أَنْتِ ذَاكِ فَاذْهَبِي إِلَى أَهْلِكِ قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا لإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ فَجَاءَ فَقَالَ أَيْنَ إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ يَصِيدُ فَقَالَتْ أَلا تَنْزِلُ فَتَطْعَمَ وَتَشْرَبَ فَقَالَ وَمَا طَعَامُكُمْ وَمَا شَرَابُكُمْ قَالَتْ طَعَامُنَا اللَّحْمُ وَشَرَابُنَا الْمَاءُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي طَعَامِهِمْ وَشَرَابِهِمْ ...
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: ... Beliau Bersabda: “...Kemudian Ibrahim berniat (hendak mengunjungi) kepada keduanya (Hajar dan Ismail), maka dia berkata kepada keluarganya (Sarah): "Aku hendak menjenguk orang yang aku tinggalkan". --Beliau bersabda:-- Lalu dia datang dan membaca salam, lalu dia bertanya: "Di manakah Ismail?" la (Istri Ismail) menjawab: "Dia sedang berburu". Ibrahim berkata: "Katakanlah kepadanya (Ismail), jika dia datang "Gantilah tangga pintumu". Maka ketika Ismail datang, istri-nya mengkhabarkan kepadanya. Ismail berkata: "Kamu adalah (tangga pintu) itu. Maka Pergilah kamu kepada keluargamu". --Beliau bersabda:--Kemudian Ibrahim berniat (hendak mengunjungi Ismail di Makah), maka dia berkata kepada istrinya: "Sungguh aku hendak menjenguk orang yang aku tinggalkan (di Makah)". --Beliau bersabda:--Lalu Ibrahim tiba (di rumah Ismail), lalu dia bertanya: "Di manakah Ismail?" Istri Ismail menjawab: " Sedang berburu", lalu berkata: "Kiranya engkau (Ibrahim) berkenan singgah lalu makan dan minum". Ibrahim berkata: "Apakah makanan dan minuman kalian?" Dia menjawab: "Makanan kami daging sedangkan minuman kami air." Ibrahim berdoa: "Yaa Allah, Berikanlah berkah bagi mereka pada makanan dan minuman mereka”...” (H.R. Bukhari)
9. Tamu dilarang memata-matai dan menceritakan aib tuan rumah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (١٢)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujurat: 12)
10. Tamu dilarang masuk ruangan terlarang
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلاةِ الْعِشَاءِ ثَلاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (٥٨)
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Hujurat: 58)
11. Tamu dilarang ngintip
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ السَّاعِدِيَّ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَجُلا اطَّلَعَ فِي جُحْرٍ فِي بَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِدْرًى يَحُكُّ بِهِ رَأْسَهُ فَلَمَّا رَآهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْتَظِرُنِي لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنَيْكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا جُعِلَ الإِذْنُ مِنْ قِبَلِ الْبَصَرِ
Dari Ibnu Syihab, bahwasanya Sahl bin Sa’d As-Sa’idi mengabarkan kepadanya, bahwa seorang laki-laki pernah melongok kamar Rasulullah SAW. Ketika itu Rasulullah SAW. Sedang memagang sisir untuk menyisir rambut beliau. Ketika beliau melihanya, maka beliau berkata: “Seandainya aku tahu bahwa kamu tengah mengintipku niscaya aku colok matamu dengan sisir. Rasulullah bersabda: “Hanya saja syari’at meminta ijin itu diadakan untuk menjaga pandangan” (H.R. Bukari)
12. Mendoakan tuan rumah atas jamuan
حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ بُسْرٍ يُحَدِّثُ أَنَّ أَبَاهُ صَنَعَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا فَدَعَاهُ فَأَجَابَهُ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيمَا رَزَقْتَهُمْ
Husyaim menceritakan kepada kami, mengkhabarkan kepada kami Hisyam bin Yusuf, ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Busr bercerita, bahwa bapaknya membuatkan makanan untuk Rasulullah SAW. ia mengundang beliau, maka beliau memenuhi undangannya. Setelah beliau selesai menyantap hidangan, beliau berdo’a: “Yaa Allah, ampunilah mereka, berilah rahmat kepada mereka dan berikanlah berkah kepada mereka atas rizki yang Engkau anugrahkan pada mereka” (H.R. Bukhari, Ahmad, dll)
0 Comments:
Post a Comment